🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

HARI KEBEBASAN PERS REFLEKSI SEJARAH PERS SE DUNIA

Swara Ham Indonesia News,Com


Hari Kebebasan Pers,   selalu di peringati pada tanggal 3 Mei

Tapi dulu kebebasan Pers di bungkam , suara di bungkam , sejarah mencatat beragam kasus kekerasan menimpa awak media, diteror, di intimidasi , bahkan di bunuh karena mengungkap suatu kebenaran dan kejujuran.

Bagaikan pena patah sebelum menyentuh kertas, mikrofon mati sebelum bicara.

Sejarah hari kebebasan pers dunia atau World Press Freedom Day ( WPPFD ), kini kebebasan Pers adalah cerminan 

 demokrasi. Semakin rakyat bersuara, semakin demokrasi berjalan seimbang. 

Tanpa Pers yang bebas, tak akan pernah terdengar suara rakyat. 

Pers harus terus menyuarakan kebenaran, Kejujuran , fakta-fakta kehidupan rakyat dan kondisi bangsanya.

Hari ini, tanggal 3 Mei 2025,  dunia memperingati Kebebasan Pers, adalah pengingat dan refleksi bahwa Pers adalah  insan  pers  pembawa  dan pencetus kebenaran  dalam pemberitaan yang jujur adalah hak setiap manusia dan suara kebebasan tak seharusnya pernah di bungkam.

Pers adalah tombak dan senjata terselubung dibalik fakta,tanpa Pers yang bebas, tak akan pernah terdengar suara rakyat.

Mari para insan Pers bersatu, berdiri kuat dan Kokok yang terus melihat,mencermati, mengawasi dan mengawal terus arti sebuah tanggung jawab,yang terus bangkit , bergerak ,menulis, meliput, dan menyuarakan kebenaran  meskipun penuh resiko.

Jangan mau di bungkam, jangan sekali kali di bungkam dan bahkan  *Jangan Pernah di Bungkam*, karena tanpa Pers yang bebas tak akan menciptakan demokrasi damai dan utuh.

Ayuk mari kita  toreh sejenak kebelakang , telah sejenak sejarah,

Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap tanggal 3 Mei masih mencatat beragam kasus kekerasan yang menimpa awak media, terutama jurnalis. Sejarah Hari Kebebasan Pers Dunia, atau World Press Freedom Day (WPFD), juga berawal dari situasi yang sulit di sejumlah negara di Afrika yang pernah mengalami politik apartheid.

Apartheid adalah kebijakan politik rasial yang pernah diberlakukan di Afrika Selatan sekitar akhir tahun 1940-an. 

Dalam kebijakan itu ada pemisahan hak dan kewajiban antara ras kulit putih dan kulit hitam yang disahkan melalui undang-undang. Awal Mei 1994 kebijakan ini berakhir lewat pemilu yang dimenangkan Nelson Mandela sebagai presiden pertama Afrika Selatan.

Perpecahan sistem apartheid sudah berlangsung di tahun 1990-an. Pada 29 April hingga 3 Mei 1991 UNESCO mengadakan Seminar Windhoek di Namibia, Afrika Selatan, dengan dukungan UNDP dan 12 organisasi internasional. 

Tema utama seminar Windhoek di Namibia, Afrika Selatan adalah peran media yang pluralistik, bebas dan independen di tengah berbagai tekanan dan kekerasan politik apartheid yang dialami pekerja pers di Afrika.

 Seminar ini juga menegaskan pers Afrika yang independen dan plural.

Sejarah Hari Kebebasan Pers Sedunia pada awalnya dideklarasikan oleh Sidang Umum PBB pada tahun 1993 menyusul rekomendasi yang diadopsi pada sesi ke-26 Konferensi Umum UNESCO pada tahun 1991. Pada halaman ke-29 dari rekomendasi tersebut disebutkan rencana mempromosikan kebebasan sedunia.

 Akhirnya pada 3 Mei 1991 dinyatakan sebagai Hari Kebebasan Pers sekaligus Deklarasi Windhoek.

Selamat Hari Pers Sedunia, Kebebasan Pers Indonesia.

Pers bebas, hukum kuat dan tegar, demokrasi kuat.

Mari terus dukung jurnalis yang jujur, berimbang,dan bertanggung jawab.

Ingat  tangannya cekatan, tinta Pers, dalam setiap kata yang di tulis dengan bebas, Pers menjaga Denyut Nadi Demokrasi.

*Andi Rosha* (Rosdiana Hadi S.Sos)

Posting Komentar untuk "HARI KEBEBASAN PERS REFLEKSI SEJARAH PERS SE DUNIA"