Indonesia Negara Kedua Terpercaya AI, Luhut: Ini Kebutuhan Strategis Bukan Pilihan
Swara Ham Indonesia News,Com.Jakarta
Jakarta, Update Nusantara — Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) merupakan kebutuhan strategis bagi Indonesia dalam meningkatkan daya saing global. Hal ini disampaikan dalam peluncuran model bahasa besar "Sahabat AI Model 70B" di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Pernyataan tersebut merespons hasil survei Ipsos AI Monitor 2024, yang menempatkan Indonesia di posisi kedua secara global dalam hal persepsi positif terhadap teknologi AI. Survei yang dilakukan terhadap 23.658 responden berusia di bawah 75 tahun dari 32 negara itu menunjukkan bahwa 80% responden asal Indonesia percaya bahwa produk dan layanan berbasis AI lebih banyak memberikan manfaat daripada kerugian. Posisi pertama ditempati oleh Tiongkok dengan tingkat kepercayaan sebesar 83%.
“AI bukan pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk meningkatkan daya saing. Indonesia harus bergerak cepat agar tidak tertinggal. Pengembangan AI adalah katalis bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap mengelola risikonya dengan baik,” ujar Luhut, dikutip dari Kumparan.
Luhut juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi, termasuk AI, berpotensi menambah nilai ekonomi Indonesia hingga US$ 2,8 triliun pada tahun 2040. Oleh karena itu, ia mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri dalam menciptakan ekosistem AI yang inklusif dan adaptif.
Hasil survei Ipsos juga menyoroti bahwa masyarakat Indonesia tergolong progresif dalam menyikapi perkembangan teknologi. Meski demikian, para pemangku kepentingan diimbau tetap memperhatikan aspek etika, perlindungan data, dan dampak sosial dari implementasi AI.
Dengan posisi strategis ini, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pasar pengguna AI, tetapi juga produsen teknologi yang berdaya saing di kancah internasional.
Posting Komentar untuk "Indonesia Negara Kedua Terpercaya AI, Luhut: Ini Kebutuhan Strategis Bukan Pilihan"