Gedung Bersejarah Dirampas, PKBI Tantang Negara Kembalikan Integritas Kemanusiaan
Swara Ham Indonesia News,Com.Jakarta
Jakarta, 10 Juli 2025—Satu tahun telah berlalu sejak gedung pusat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) diduduki sepihak oleh Kementerian Kesehatan RI. Bangunan bersejarah yang berdiri sejak 1970 di Jalan Hang Jebat III/F.3, Kebayoran Baru, kini menjadi simbol ironi: rumah perjuangan kemanusiaan justru dirampas oleh negara yang pernah dibantunya bangkit dari krisis kesehatan ibu dan anak.
Tanpa proses hukum yang transparan, tanpa serah terima resmi, dan dengan mengabaikan seluruh kontribusi historis PKBI, Kementerian Kesehatan—berbekal surat hak pakai dari ATR/BPN dan didampingi Satpol PP mengambil alih aset yang menjadi pusat pelatihan ribuan petugas lapangan keluarga berencana dan cikal bakal terbentuknya BKKBN. Tidak ada surat peringatan, tidak ada ruang dialog hanya pengusiran.
“Kami tidak menyerah. Kami dipaksa diam. Kami diusir, ” tegas PKBI dalam pernyataan sikapnya hari ini.
Melupakan Jejak dr. Soeharto, Mengkhianati Sejarah Bangsa
Gedung yang kini disengketakan bukan sekadar aset fisik. Ia adalah monumen hidup warisan dr. Soeharto, dokter pribadi Presiden Soekarno, pendiri IDI, dan pelopor gerakan keluarga berencana di Indonesia. Melalui PKBI, dr. Soeharto mengisi kekosongan negara pasca-kemerdekaan dalam layanan kesehatan keluarga, khususnya menekan angka kematian ibu yang kala itu menyentuh 1.500 per 100.000 kelahiran hidup.
Upaya PKBI sejak 1957 membuahkan hasil konkret. Angka kematian ibu turun drastis, dari 1.500 (1957) menjadi 650 (1987), 307 (2000), dan 230 pada 2020. Capaian itu bukan prestasi satu kementerian semata, tetapi hasil kerja kolektif—termasuk kontribusi besar dari ribuan relawan dan tenaga PKBI yang bekerja dalam senyap.Namun kini, negara seperti tidak tahu berterima kasih.
Kementerian Kesehatan Dituntut Bertanggung Jawab
PKBI mengajukan lima tuntutan terhadap Kementerian Kesehatan, khususnya Ditjen Tenaga Kesehatan:
1. Kompensasi Layak atas penggunaan gedung PKBI secara sepihak selama satu tahun terakhir.
2. Dokumentasi Komitmen Tertulis atas janji lisan alokasi kembali lahan dan gedung bagi PKBI.
3. Izin Penggunaan Tanpa Batas Waktu selama PKBI tetap menjalankan program kemanusiaan.
4. Bebas Biaya Sewa sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi PKBI dalam pembangunan kesehatan nasional.
5. Penggunaan Alamat Resmi PKBI tetap di Gedung Hang Jebat III/F.3 sebagai basis operasional.
PKBI menegaskan bahwa tuntutan ini bukan bentuk perlawanan, tetapi ikhtiar mencari keadilan yang manusiawi dan konstitusional.
“Apakah jasa hanya dikenang saat upacara? Apakah pengabdian harus kalah oleh kekuasaan administratif?”
Dilema Negara, Membangun dengan Melupakan
Alih-alih menghargai kontribusi organisasi masyarakat sipil yang telah menyelamatkan jutaan ibu dan anak Indonesia, negara justru memperlakukan PKBI sebagai beban administratif yang bisa disingkirkan kapan saja. Ini bukan sekadar konflik aset. Ini luka moral dan preseden buruk bagi relasi negara dan rakyat.
PKBI telah hadir saat negara belum mampu menjangkau semua. Kini, saat negara merasa telah kuat, kontribusi itu seolah tak lagi relevan. Ironi ini mencerminkan kegagalan dalam memaknai sejarah perjuangan sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional.
PKBI menyerukan dialog terbuka, transparan, dan adil bukan demi kepentingan organisasi semata, tapi demi menjaga integritas sejarah pelayanan kesehatan di Indonesia.
PKBI, Terus Melayani Meski Terluka
Hari ini, PKBI tetap berdiri melalui 25 kantor provinsi, 185 cabang kabupaten/kota, dan lebih dari 3.000 relawan aktif. Mereka melanjutkan misi kesehatan reproduksi, pelatihan tenaga kesehatan, hingga pendampingan perempuan dan anak tanpa gaji, tanpa sorotan media, tapi dengan semangat yang tak pernah padam.
“Kami tidak akan berhenti berharap. Untuk generasi mendatang. Untuk sejarah yang tidak boleh dilupakan". (*/r35)
Sumber Informasi :
Tim Komunikasi PKBI
WhatsApp: 0851-2101-1957
Email: [ippa@pkbi.or.id](mailto:ippa@pkbi.or.id)
IG: [@suarapkbi](https://instagram.com/suarapkbi) | Twitter: [@suarapkbi](https://twitter.com/suarapkbi) | FB: Suara PKBI
YouTube: Suara PKBI
Posting Komentar untuk "Gedung Bersejarah Dirampas, PKBI Tantang Negara Kembalikan Integritas Kemanusiaan"