PERDAMAIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
swarahamindonesianews.com - yang telah “dianugrahi” aqal dan nafsu dipercaya oleh Tuhan untuk  menjadi khalifah-Nya dengan misi menjaga bumi dari kerusakan. Tentu  untuk menjadi balance antara ke dua kekuatan yang dimiliki  manusia tersebut Agama adalah jawabannya. Oleh karennya Allah mengutus  rasul-rasul-Nya guna menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat menjadi pelita  manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam merupakan  penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya. Dan ia adalah agama samawi  terakhir yang dibawa oleh rasul terakhir dan untuk umat terakhir yang  hidup di zaman akhir. Dengan berpedoman pada Al- Qur’an dan Assunnah  maka Islam mempu menjawab tantangan zaman semenjak kemunculannya, zaman  ini hingga yang akan datang.[1]
Islam muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil Alamien oleh karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak  diragukan lagi. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat  manusia dan seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera. 
Islam  dengan pengertian epistimologi memiliki makna penyerahan diri, pasrah,  patuh dan tunduk kepada kehendak Allah, ia adalah agama yang membawa  kemaslahatan bagi pemeluknya baik di dunia maupun di akherat. Merupakan  suatu kenikmatan besar dapat menjadi Muslim yang kafah. Firmannya  : Barang  siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah  akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk  orang-orang yang rugi.[2] 
Dalam  ajaran Islam bahwa perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan  antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala  petaka yang berdampak pada kerusakan sosial. Agama mulia ini sangat  memperhatikan keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat  manusia agar selalu hidup rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa  nafsu dan godaan Syaitan, firman Allah : Hai orang-orang yang  beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu  mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh  yang nyata bagimu. [3]
Paling  tidak ada beberapa ajaran Islam yang berorientasi kepada pembentukan  perdamaian di tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup sejahtera  dan harmonis, diantaranya : 
- Larangan Melakukan Kedzaliman.
 
Islam  sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan  kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. Firman  Allah : Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar.[4] (QS. 25:19) Di samping itu rasulullah bersabda : “Wahai  umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku perbuatan dzalim dan  aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah berbuat dzalim”[5]
Kedzaliman  adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia.  Penindasan, penyiksaan, pengerusakan, pengusiran, imperialisme modern  yang kerap terjadi pada negara-negara Muslim saat ini membuahkan reaksi  global melawan tindakan bejat itu dengan berbagai macam cara, hingga  perdamaian semakin sulit terwujud. Maka selayaknya setiap insan sadar  bahwa kedzaliman adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika  menghendaki kehidupan yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.
- Adanya Persamaan Derajat
 
Persamaan  derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan  dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu gologan dengan golongan  lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat,  pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk  mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya.  Allah berfirman : Hai  manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan  seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku  supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia  di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara  kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal[6] Raulullah bersabda : Sesungguhnya  Allah tidak melihat kepada bentuk kalian ataupun kepada harta kalian,  tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian”[7] Jadi yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia.
Dengan  adanya persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya  benih-benih kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga  semuanya dapat hidup rukun dan damai.
- Menjunjung Tinggi Keadilan
 
Islam  sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah  masyarakat, keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh  sekalipun. Karena dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang  pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat  meredam rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi. 
Allah berfirman dalam Al- Qur’an : Hai  orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu  menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan  janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu  untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat  kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha  Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [8] Ayat ini adalah indikasi kuat bahwa risalah nabi Muhammad Saw sangat  mulia karena ajarannya itu dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan  yang disebabkan oleh hawa nafsu dan bisikan syetan.
- Memberikan Kebebasan
 
Islam  menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya paksaan bagi  siapa saja dalam beragama, setiap orang bebas menentukan pilihannya.  Firman-Nya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah.[9] Dalam ayat lain Allah berfirman : Dan  jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka  bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka  menjadi orang-orang yang beriman semuanya [10]
Dengan  adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan  pilihannya, tidak ada yang merasa terkekang hingga berujung pada  munculnya kebencian. Dengan kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai  semakin terbuka lebar.
- Menyeru Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong.
 
Islam  juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun saling tolong  menolong dalam melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk  saling bahu membahu menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan  kehidupan yang damai dan sejahtera dapat terwujud. Allah berfirman : Dan  tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan  jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan  bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [11]
- Menganjurkan Toleransi
 
Islam  menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang  ada, dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan  semua pihak. Dalam firman-Nya : Dan tidaklah sama kebaikan dan  kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka  tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah  telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak  dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak  dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan  yang besar. [12]
- Meningkatkan Solidaritas Sosial.
 
Solidaritas  sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk ditanamkan kepada  setiap individu dalam masyarakat, agar dapat memposisikan manusia pada  tempatnya serta dapat mengentaskan kefakiran,  kebodohan  dan kehidupan yang tidak menentu. Maka Islam mewajibkan kepada orang  yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna diberikan kepada mereka yang  membutuhkan. Allah berfirman : Dan orang-orang yang dalam hartanya  tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang  yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)[13] Dalam surat lain Allah berfirman : Ambillah  zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan  dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya doa  kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha  Mendengar lagi Maha Mengetahui.[14] 
Maha Suci Allah yang telah mewajibkan zakat bagi hambanya yang mampu guna meringankan beban orang-orang miskin. Firman-Nya : Sesungguhnya  zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,  pengurus-pengurus zakat, para Mu’allaf yang dibujuk hatinya untuk  (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan  orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang  diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Biajaksana.[15] Dengan adanya kewajiban membayar zakat tersebut, maka menunjukkan bahwa  ajaran Islam membentuk kehidupan sejahtera bagi masyarakat. Dengan  adanya kehidupan sejahtera itu mencerminkan bahwa perdamaian sudah  terwujud.
Aksi  terorisme yang kerap terjadi di belahan dunia telah menciptakan  ketakutan yang menghantui setiap orang, semuanya hidup dalam kecemasan,  saling mencurigai bahkan menuduh dan menuding atas aksi tersebut. Islam  sebagai agama cinta kasih yang menjunjung tinggi perdamaian sangat  mengutuk aksi terorisme itu. Oleh karenanya sangat naïf sekali jika  Islam “didakwa” sebagai sumber tindakan biadab tersebut yang telah  banyak menelan korban jiwa. Perlu diingat bahwa perdamaian adalah suatu  anugerah yang harus dipertahankan oleh setiap muslim, Rasulullah  bersabda : Sesengguhnya Allah menjadikan perdamaian sebagai tanda penghormatan bagi umat kami dan keamanan bagi ahli Dzimmah kami.[16]
M. Abdurachman Rochimi 
[1] lihat Muhammad Abdulbasir Khadiri, Muqaddimah fi An Nudzum Al Islamiyah, 2003, hlm. 91
[2] QS âli-‘Imrân [3]: 85
[3] Al-Baqarah [2]: 208
[4] Al-Furqân [25]: 19
[5] Diriwayatkan oleh Ahmad Fî Al Musnad:  Jilid 5 hal 190
[6] Al-Hujurât [49]: 13
[7] Musnad Imâm Ahmad Jilid 2 hal 285 dan 539
[8] Al-Mâidah [5]: 8
[9]  QS Al-Baqarah [2]: 256
[10] QS Yûnus [10]: 99
[11] Al-Mâidah [5]: 2
[12] QS Fushshilat [41]: 34-35
[13] QS Al-Ma’ârij [70]: 24-25
[14] QS Al-Taubah [9]: 103
[15] QS Al-Taubah [9]: 60
[16] Lihat Fiqih Sunnah Jilid 3  hal 340
Sumber  : https://rachman007.wordpress.com


Posting Komentar untuk "PERDAMAIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM"